16 October 2009

;(

Katanya, kita dipertemukan dulu dengan seseorang yang tidak tepat, agar nantinya bisa merasakan yang terbaik.
Tapi, apa tidak terpikirkan dengan luka hati yang tersisa? Yang sudah memborok, bernanah, dan sukar untuk disembuhkan? Apakah bisa mempercayai, mencintai yang baru tanpa takut terluka dalam lagi?


Saya, bertemu kamu.
Tidak pernah saya lupa, malam itu, saya baru pulang dari Mall Kelapa Gading bersama seorang teman, saya yang mendapatkan nomer kamu dari adik angkat saya, bosan dan meng-sms kamu, mengajak berkenalan duluan, walaupun sebenarnya saya tahu, waktu itu kita akan diperkenalkan.

Lalu, tak lama beranjak, hari setiap harinya intensitas SMS semakin berjalan dengan lancar,
tak terasa, saya menyukai kamu dari sebelum kita bertemu, dan ternyata kamu juga begitu. Semuanya terus berlanjut, sampai......

26 Januari 2008, CC Cup 2008, waktu itu kamu MARAH dengan saya, waktu itu kamu mengira saya menyukai laki - laki lain dan itu bukan kamu. Padahal itu pertama kalinya saya bertemu dengan kamu..

Waktu itu cuma rasa takut yang terbesit di benak saya, saya mulai takut kehilangan kamu, ketika kamu marah sama saya.


2 Februari 2008, seminggu kemudian, kamu tetap marah, dan saya datang ke sekolah kamu lagi untuk minta maaf dan meminta penjelasan. Disitu kamu cuma bilang "enggak, aku nggapapa kok" sambil senyum - senyum sendiri. Aku masih ingat, dimana kita duduk di lorong itu, berdua, dipenuhi sosok mata yang memandang kita, entah meledek kamu, ataupun saya.

"Jangan marah lagi yaa....", itu satu kalimat yang terucap dari mulut saya waktu itu, sambil terus berharap kamu akan terus sama saya.
Ya, itu menjadi kenyataan, 14 Februari 2008, kamu meminta saya menjadi "Putri" mu, tidak pernah saya lupakan percakapan konyol di telepon pada tengah malam itu.

Tidak pernah saya lupa Bubbles, yang biasa kita panggil Babeys, boneka anjing besar yang kamu berikan ke saya waktu itu, serta Mojo, boneka anjing kecil yang saya berikan ke kamu.

Tidak pernah saya lupa, "First Date" kita yang berhasil dibuntuti orangtua dan kakakmu itu.

Lalu diary, semua foto, lalu sepasang beruang, "Beruang Ntiph & Beruang Ecy", boneka - boneka lainnya yang kita sering sebut anak - anak kita, Buttel, Blossom, Moby, Mogi, Mojopink, dan juga Pooh kesayangan kamu, dan Mojo kesayanganku yang sampai sekarang masih di kamu.

Semua tawa, amarah, tangis.

Tidak pernah saya lupa semua, setiap moment yang pernah kita lewati seperti berjalan seperti film di otak saya, entah film ini ber-ending Denoument atau Catasthrophe.

Mungkin ini Catasthrophe menurut saya, karena pada akhirnya saya terpaksa melepas kamu, tidak pernah saya lupa, 2 Juni 2009, saat terberat dalam hidup saya.

Dan disaat saya mencoba membangun semuanya kembali,
semuanya telah hancur.

Hati ini sudah dinodai dengan kenangan, kenangan tentang kamu.

Saya tahu, kamu sudah tidak peduli lagi, kamu seakan sudah bebas dan lupa.
Di hidupmu seakan tidak pernah terlukis nama saya sedikitpun.


Tapi, tapi, tapi, saya.....
Masih terus berjuang, membersihkan luka yang sepertinya sudah begitu akut di dalam hati saya.
Tidak bohong, hati ini masih berbicara cuma kamu yang mengisi hati ini.



Mungkin dulu saya berpikir, kamu seseorang yang tepat untuk saya.
Tapi ternyata, sama saja seperti sebelumnya, kamu masih-belum-tepat untuk saya, tapi, bagaimana saya membersihkan semua luka yang sudah tertinggal terlalu dalam ini?


CUKUP. Sudah CUKUP. Aku lelah. ;(
Lelah mikirin kamu. Lelah menangis bahkan cuma untuk melihat profile Facebookmu saja.


"Inginku, menutup semua lembaran kisah ini dalam - dalam.
Dan tak akan pernah untuk membukanya kembali.
Sakit, terlalu sakit.
Indah, terlalu indah."

4 comments: